Minggu, 13 Januari 2013

Tipologi Hubungan Sains dan Agama



A.      Pendahuluan
·         Isu hubungan agama dan sains tidak selalu diisi dengan pertentangan dan ketidaksesuaian
·         Banyak kalangan yang berusaha mencari hubungan antar keduanya
·         Kalangan lain beranggapan bahwa agama dan sains tidak akan pernah dapat ditemukan, keduanya adalah entitas yang berbeda, memiliki wilayah masing-masing yang terpisah baik segi objek formal-material (ontologi), metode penelitian (epistemologi), serta peran yang dimainkan (aksiologi).
·         Di akhir dasawarsa tahun 90-an, di Amerika Serikat dan Eropa Barat khususnya, berkembang diskusi tentang sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci).
·         Diskusi dimulai oleh Ian G. Barbour yang mengemukakan teori “Empat Tipologi Hubungan Sains (Ilmu Pengetahuan) dan Agama (Kitab Suci)”

B.      Tipologi Hubungan Sains (Ilmu Pengetahuan) dan Agama (Kitab Suci) menurut Ian G. Barbour
(1)      Tipologi Konflik
·         Tipe ini terjadi karena agama dan sains sama-sama memberi klaim dalam domain (wilayah) yang sama.
·         Contoh : agama dan sains sama-sama berhak menjelaskan tentang asal kejadian alam semesta, heliosentris-geosentris, dll
·         Agama dan sains dipandang sebagai dua bidang yang saling bertentangan, sehingga orang hanya memilih satu : menolak agama dan menerima sains atau sebaliknya.
·         Agama dan sains berada dalam dua ekstrim yang saling bertentangan, saling menegasikan kebenaran lawannya.
·         Tipologi ini dianut oleh kelompok materialisme ilmiah dan kelompok literalisme kitab suci

         MATERIALISME ILMIYAH
         Asumsi : menganggap bahwamateri sebagai realita dasar alam (mementingkan realitas empiris), sekaligus meyakini bahwa metode ilmiah adalah satu-satunya cara yang sahih untuk mendapatkan kebenaran
         Kelompokmaterialisme ilmiah berpendapat bahwa keyakinan agama tidak dapat diterima karena agama bukanlah data publik yang dapat diuji dengan percobaan dan kriteria koherensi, kekomprehensifan, dan kemanfaatan.
         Kelompokmaterialisme berpendapat bahwa sains (ilmu pengetahuan) bersifat obyektif, terbuka, umum, kumulasi fakta dan progress, sedangkan agama (kitab suci)  dianggap bersifat subyektif, tertutup, paroki, tidak kritis, dan sangat sulit berubah.

         LITERALISME KITAB SUCI
         Asumsi : satu-satunya sumbedr kebenaran adalah kitab suci, karena dianggap sekumpulan wahyu yang bersifat  kekal dan benar karena bersumber dari Tuhan
         Kelompok literalisme kitab suci berpendapat bahwa teori  ilmiah  seperti teori evolusi melambungkan filsafat materialisme dan merendahkan perintah moral Tuhan.
         Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata munculnya pertentangan antara sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) disebabkan adanya pertentangan  antara fundamentalisme sains (ilmu pengetahuan) dan fundamentalisme agama (kitab suci)

         Penyebab
         fundamentalisme sains (ilmu pengetahuan)
         fundamentalisme agama (kitab suci)

         Kronologi terjadinya konflik
            Merasa dirinya benar (paling benar)
            Menyalahkan
            yang lain
            Konflik

         Penyebab Konflik
         Sikap radikal kaum agamawan Kristen yang hanya mengakui kebenaran dan kesucian Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga siapa saja yang mengingkarinya dianggap kafir dan berhak mendapatkan hukuman.
         Di lain pihak, para ilmuwan mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang hasilnya bertentangan dengan kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum agamawan). Akibatnya, tidak sedikit ilmuwan yang menjadi korban dari hasil penemuan oleh penindasan dan kekejaman dari pihak gereja. (M. Quraish Sihab,1994:53).
         Contoh kasus dalam hubungan konflik ini adalah hukuman yang diberikan oleh gereja Katolik terhadap Galileo Galilei atas aspek pemikirannya yang dianggap menentang gereja. Demikian pula penolakan gereja Katolik terhadap teori evolusi Darwin pada abad ke-19.

2)      Tipologi Independensi
·         Pandangan ini berpendapat bahwa semestinya tidak perlu ada konflik karena sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) berada pada domain yang berbeda, yaitu sains (ilmu pengetahuan) sebagai kajian atas alam sedangkan agama (kitab suci) sebagai rangkaian aturan (nilai) berperilaku dari Tuhan.
·         Pembicaraan tentang sains dan agama dapat dibedakan berdasarkan masalah yang ditelaah, domain yang dirujuk, dan metode yang digunakan.
·         Antara sains dan agama mempunyai keinginan untuk saling mengakui perbedaan karakter masing – masing
·         Keyakinan keagamaan bergantung sepenuhnya pada kehendak Tuhan, berbeda dengan sains yang keyakinannya berdasarkan penemuan manusia
·         Sains dibangun berdasarkan pengamatan dan penalaran manusia, sedangkan agama dibangun berdasarkan wahyu Tuhan
         Lingkup utama tindakan Tuhan adalah perilaku dan aturan untuk manusia sedangkan lingkup utama sains adalah alam semesta beserta semua fenomenanya
         Langdon Gilkey memetakan independensi antara sains dan agama :
1.      Sains menjelaskan data yang bersifat objek, publik dan dapat diulang, Agama berurusan dengan eksistensi tatanan dan keindahan dunia serta pengalaman kehidupan dakhil (rasa  bersalah, kecemasan, pemaafan, kepercayaan, dll)
2.      Sains mengajukan pertanyaaan “bagaimana” yang obyektif, Agama mengajukan pertanyaan “mengapa” tentang makna tujuan serta asal mula dan takdir terakhir.
3.      Basis otoritas dalam sains adalah koherensi logis dan kesesuaian eksperimental, otoritas tertinggi agama adalah Tuhan dan wahyuNya
4.      Sains melakukan prediksi kuantitatif yang dapat diuji secara eksperimental, Agama harus menggunakan bahasa simbolis dan analogis karena Tuhan bersifat transenden (ghoib)

3)      Tipologi Dialog
·         berupaya mencari persamaan atau perbandingan secara metodologis dan konseptual antara agama dan sains.

·         Dialog KONSEPTUAL
·         Sains menyentuh persoalan di luar wilayahnya sendiri (misalnya: mengapa alam semesta serba teratur?)
·         sains digunakan sebagai analogi untuk membahas hubungan Tuhan dengan dunia, yakni adanya kesejajaran konseptual antara teori ilmiah dan keyakinan teologi

·         Dialog METODOLOGI
·         saat sains dipahami tidaklah seobyektif dan agama juga dipahami tidaklah sesubyektif – sebagaimana yang diduga.

·      Sains: obyektif-subyektif
·         Data ilmiah yang menjadi dasar sains, ternyata melibatkan unsur-unsur subyektifitas
·         Subyektivitas itu terjadi pada asumsi-asumsi teoritis yang digunakan dalam proses pemilahan, pelaporan, dan penafsiran data
·         Sebagian teori sains lahir dari imajinasi kreatif yang di dalamnya mengandalkan analogi dan model

·         Agama: Subyektif-obyektif
·         Subyektif-Obyektif
Agama tidak sesubyektif yang diduga
·         Subyektif-Obyektif
Data agama (pengalaman keagamaan, ritual, dan kitab suci) lebih banyak diwarnai penafsiran konseptual
·         Subyektif-Obyektif
Asbaabun nuzuul , Asbaabul wuruud

4)      Tipologi Integrasi
·         Memadukan antara agama dan sains
·         menyerukan perumusan ulang terhadap gagasan-gagasan teologi tradisional
·         teologi tradisional dikaji secara lebih ekstensif (luas) dan sistematis

·      Tiga Versi INTEGRASI
a.         natural theology
         Menjadikan alam sebagai sarana untuk mengetahui Tuhan
         Eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari (didukung oleh) bukti desain alam, yang dari alam tersebut dapat menyadari adanya Tuhan

b.         theology of nature
       Berangkat dari pemahaman keagamaan
pemahaman keagamaan yang ada disinari dengan sains
       ITT + S = TR (Arthur Peacocke)
ITT = iman dan teologi tradisional
S = sains
TR    = teologi yang telah direvisi

c.         sintesis sistematis
       Pemaduan agama dan sains secara lebih sistematis memberikan kontribusi ke arah pandangan yang lebih koheren
       Melalui filsafat proses setiap peristiwa atau teori baru merupakan produk masa lalu dari tindakan dan aksi Tuhan


source : PPT Dosen

0 komentar:

Posting Komentar

 

Islam dan Sains | Copyright © 2012 | Powered by Blogger | Manga Distro Baca Komik Manga